Senin, 15 April 2013

EGO YANG TAK TERKENDALI SUMBER BERBAGAI MASALAH DAN PERSOALAN HIDUP


Ego dan egois
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering merasa tidak dipedulikan dan diperhatikan oleh orang lain atau bahkan orang terdekat kita sendiri. Kita merasa orang-orang tersebut hanya memikirkan dan mementingkan dirinya sendiri, mereka egois.

Ketika berpikir demikian, kadang kita lupa adakalanya kita juga egois hanya ingin diperhatikan dan dipedulikan oleh orang lain tapi tak mau memberikan perhatian dan kepedulian kepada orang lain.

Pada dasarnya setiap manusia pasti memiliki ego masing-masing. Keakuan yang sudah melekat dalam diri kita semua dari sejak dilahirkan. Ego pasti ada, persoalannya adalah bagaimana mengendalikannya agar tidak berlebihan dan berada dalam taraf keseimbangan yang wajar. Manakala ego kita seimbang, kehidupan akan berjalan baik.

Persoalan timbul ketika kita gagal mengendalikan ego sehingga tidak seimbang. Ego yang terlalu kecil akan membuat seseorang tidak memiliki keakuan, menjadi minder kurang percaya diri dan sering bimbang. Merasa diri rendah dan kecil sehingga nyaris tidak memiliki keberanian. Akibat yang paling fatal adalah menjadi mudah menyerah dan putus asa.  

Demikian pula ego yang terlalu berlebihan akan menimbulkan banyak persoalan karena hanya memikirkan dan mementingkan diri sendiri, tak peduli dengan orang lain. Akibat dari keegoisan timbullah problem keluarga, korupsi, kriminalitas dan banyak lagi. Bahkan berbohongpun terjadi karena keegoisan kita.

Mungkin ada yang belum paham bertanya, “Kok bisa begitu ?”. Baik kita ulas sedikit. Kebanyakan problem keluarga terjadi karena keegoisan dari masing-masing pasangan, tidak ada yang mau mengalah sehingga sering terjadi pertengkaran dan perselisihan. Korupsi terjadi karena keegoisan seseorang yang hanya memikirkan keuntungan bagi diri sendiri, tak peduli dengan orang lain atau masyarakat. Kriminalitas misalnya perampokan sudah pasti si perampok sama sekali tidak peduli dengan si korban. Jadi jelas perampokan terjadi karena keegoisan. Demikian pula dengan pembunuhan dan berbagai tindak kejahatan lainnya termasuk pencemaran serta pengrusakan alam.

Berbagai macam masalah dan persoalan kehidupan kebanyakan terjadi karena manusia gagal mengendalikan egonya. Kendalikanlah ego kita agar terjadi keseimbangan sehingga kehidupan akan berjalan baik dan lebih membahagiakan. 

Kamis, 14 Maret 2013

KEBURUKAN MENANG VS KEBAIKAN ?


KEBURUKAN MENANG VS KEBAIKAN ?
Beberapa waktu lalu umat Hindu di Bali baru saja merayakan Hari Raya Nyepi. Malam sebelum Tahun Baru Caka tersebut selalu ada perarakan “ogoh-ogoh” sebagai bagian dari keyakinan keagamaan dan kebudayaan. Ogoh-ogoh adalah semacam patung yang terbuat dari kayu, bambu, kertas dan bahan-bahan lain, umumnya berbentuk butakala dan lambang-lambang kemurkaan lainnya. Patung ini diarak beramai-ramai keliling desa atau kota dengan diiringi Belaganjur, musik tradisonal Bali. Setelah selesai diarak patung dibakar habis. Meskipun kini banyak ogoh-ogoh yang tidak dibakar melainkan dibiarkan begitu saja di pinggir jalan.

Perarakan dan membakar ogoh-ogoh sebagai lambang untuk mengingatkan bahwa manusia pada malam itu harus membakar habis segala sifat negatif dan keburukan dalam dirinya. Selanjutnya keesokan harinya menyucikan diri dengan melakukan tapabrata di Hari Raya Nyepi.

Namun disini tentu saja tidak membahas Hari Raya Nyepi secara khusus. Tulisan di atas adalah prolog bahwa manusia memiliki sifat-sifat negatif, kemurkaan dan keburukan yang dikuasai oleh butakala, iblis, setan dan sejenisnya yang harus dilawan, sehingga yang muncul sebagai pemenang adalah kebaikan. Bagaimana dalam kehidupan nyata sehari-hari ? Apakah kebaikan telah muncul sebagai pemenang ? Ataukah butakala, iblis dan setan masih berkuasa atas diri manusia ?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut mungkin lebih baik kita tanyakan kembali, mengapa banyak orang lebih suka menggunakan gambar tengkorak, iblis, setan dan lambang kemurkaan lainnya dalam stiker, kaos, jaket, lambang band, organisasi dan sebagainya daripada gambar malaikat atau lambang kebaikan lainnya ? Mengapa ada rawon setan, keripik setan, sambal iblis dan berbagai makanan lain yang menggunakan lambang kemurkaan, begitu laris dibeli orang ? Mengapa tidak ada rawon malaikat, keripik malaikat, sambal peri atau makanan lain yang menggunakan nama dari lambang kebaikan ?  


Pertanyaan di atas hanya berdasarkan pengamatan saja karena memang tidak ada data valid mengenai hal itu. Tulisan ini juga tidak membahas panjang lebar sebab pertanyaan tersebut pasti akan banyak “berkata-kata” melalui jawaban yang dikembalikan kepada diri kita masing-masing.

Selasa, 05 Februari 2013

“HIDUP BEGINI-BEGINI AJA” PANTASKAH MENGELUH ?


mengeluh
Banyak di antara kita mungkin melakukan rutinitas kehidupan yang nyaris sama dari hari ke hari. Ketika kita menjalaninya dalam waktu lama, kita mulai merasakan kehidupan yang monoton, merasa jenuh dan bosan. Lalu mengeluh, “Kenapa hidup saya begini-begini saja ?”.

Keluhan yang cukup manusiawi jika hanya sesaat terlintas dipikiran. Namun akan menjadi kesedihan dan merasa putus asa jikalau keluhan ini berkepanjangan tak terkendali. Mengapa hal ini terjadi ? Karena kita melihat kehidupan kita hanya dari satu sisi saja yaitu rutinitas yang sama dari waktu ke waktu. Kita melupakan banyak hal yang harus disyukuri seperti kesehatan. Meskipun hidup kita monoton bukankah kita dalam keadaan sehat walafiat ?. Lalu lupa bersyukur meskipun monoton kita menjalani kehidupan yang tenang nyaris tanpa masalah. Mengapa kita malah membuat masalah dengan mengeluhkan kehidupan kita ?. Jika kita mau gali lagi masih banyak hal yang harus disyukuri dari kehidupan yang “begini-begini aja”.    

Kemudian apakah kita harus membiarkan saja kehidupan kita yang monoton karena kita telah mensyukurinya ? Boleh saja, mengapa tidak ? Apabila kita benar-benar bersyukur maka tak ada lagi perasaan monoton, jenuh dan bosan, yang ada perasaan bahagia karena kehidupan yang tenang, nyaris tanpa gejolak dan dalam keadaan sehat jiwa raga.

Mau mengubah kehidupan yang monoton menjadi lebih bervariasi juga boleh. Bisa saja pada satu titik keluhan ini menjadi cambuk untuk lebih bersemangat mengubah kehidupan menjadi lebih baik, sehingga kita lebih bergairah mencari solusi kehidupan yang terasa monoton menjadi lebih bervariasi, tentu saja ini merupakan suatu hal yang positif sepanjang selalu menjalaninya dengan ikhlas dan penuh rasa syukur atas apa yang telah kita alami.

Manakala kita senantiasa ikhlas dan bersyukur atas kehidupan kita, tak akan ada lagi perasaan monoton dan keluhan, “Mengapa hidup begini-begini saja ?”

Rabu, 26 Desember 2012

SELAMAT NATAL 2012 DAN TAHUN BARU 2013


Selamat Natal 2012 dan Tahun Baru 2013


Dengan penuh kebahagiaan kami mengucapkan :
SELAMAT NATAL 2012
bagi yang merayakan dan
SELAMAT TAHUN BARU 2013
kepada seluruh pembaca dan bahagiawan/bahagiawati blog Berbagi Kebahagiaan.

Kami percaya di Tahun Baru 2013 kita semua akan selalu melakukan yang terbaik dalam peningkatan kualitas hidup yang lebih berbahagia bagi kita dan semua orang.

Jumat, 21 Desember 2012

“KIAMAT” DARI SEGALA KEBURUKAN DAN KESEDIHAN


mengapa kita tidak menyatakan “kiamat” dari segala keburukan dan kesedihan dengan melakukan banyak kebaikan bagi kehidupan
Banyak orang yang percaya hari ini adalah hari kiamat. Mereka meyakini berbagai ramalan, salah satunya yang terkenal adalah ramalan suku Maya, sebuah suku yang hidup di jaman dulu kala di Amerika Latin tentang hari akhir dari peradaban di bumi.

Namun nampaknya lebih banyak lagi yang tidak mempercayai ramalan tersebut. Percaya atau tidak, berbagai kitab suci keagamaan jelas menyebutkan adanya hari kiamat dengan bermacam ragam penggambaran. Para penganutnya tentu harus meyakini hal tersebut.

Secara logika kehidupan sehari-hari kita mendapatkan kenyataan bahwa segala sesuatu pasti ada akhirnya, tak ada yang abadi. Semua ada awal dan ada akhir. Termasuk dunia ini pasti akan ada akhirnya.

Baik berdasarkan keyakinan agama maupun logika hari kiamat pasti ada dan akan datang. Tinggal pertanyaan besarnya, kapan hal itu terjadi?. Bisa saja hari ini atau besok, mungkin juga lusa, bulan depan atau bahkan bisa saja beberapa tahun, ratusan, ribuan dan jutaan tahun yang akan datang. Tak ada seorangpun yang tahu.

Pertanyaan yang lebih besar semestinya, kalaupun seandainya kiamat terjadi hari ini atau besok, setidaknya dalam waktu dekat, mengapa kita tidak mempersiapkan diri dari sekarang?. Dengan melakukan berbagai kebaikan, mungkin sebagai sedikit bekal dalam kehidupan selanjutnya bagi yang meyakininya?.

Kalaupun seandainya kiamat masih lama terjadi, mengapa kita tidak menyatakan “kiamat” dari segala keburukan dan kesedihan dengan melakukan banyak kebaikan bagi kehidupan sehingga umat manusia makin bahagia sejahtera dan bumi terselamatkan dari proses penghancuran yang lebih cepat karena ulah kita manusia ???

Kiamat hari ini atau kapanpun kita selayaknya harus menyatakan “kiamat” dari segala keburukan dan kesedihan. Sehingga datang hari baru yang lebih membahagiakan bagi seluruh kehidupan. 

Selasa, 11 Desember 2012

SEORANG SAHABAT MAU MENYAMPAIKAN DAN MENERIMA KRITIK DAN SARAN


SEORANG SAHABAT MAU MENYAMPAIKAN DAN MENERIMA KRITIK DAN SARAN
Tidak sedikit di antara kita kurang berani memberikan saran dan kritik kepada sahabat kita karena takut tersinggung dan mungkin rikuh. Mengapa harus takut dan rikuh jika saran dan kritik kita untuk kebaikan dan kemajuan sahabat kita sendiri ? Apakah kita harus selalu setuju jika sahabat kita melakukan kesalahan dan keburukan ? Seorang yang mengaku sahabat tapi takut menyampaikan dan/atau tidak mau menerima kritik dan saran, dia bukanlah sahabat.